PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF SIMULASI AGREGASI DATA UNTUK DIKLAT EDSDI LPMP JAWA TENGAH

•2 April 2012 • Leave a Comment

Drs. Sri Wasono Widodo,M.Pd.

Widyaiswara LPMP Jawa Tengah

ABSTRAK

Widodo, Sri Wasono. 2012. “Pengembangan Multimedia Interaktif Simulasi Agregasi Data untuk Diklat EDS di LPMP Jawa Tengah” . Laporan Penelitian Pengembangan, diajukan dalam rangka kegiatan pengembangan profesi Widyaiswara.

Latar belakang masalah dari penelitian pengembangan ini adalah banyaknya pemangku kepentingan yang mengalami kesulitan dalam melakukan kegiatan agregasi data EDS dari berbagai sekolah yang menjadi wilayah binaannya. Untuk itu diperlukan suatu program aplikasi yang membantu memahami dan melaksanakan agregasi data dalam kegiaatan diklat EDS maupun pelaksanaan EDS. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana merancang bangun program aplikasi yang berfungsi sebagai media pembelajaran yang dapat membantu fasilitator maupun peserta diklat dalam kegiatan simulasi data dalam diklat EDS.

Continue reading ‘PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF SIMULASI AGREGASI DATA UNTUK DIKLAT EDSDI LPMP JAWA TENGAH’

Add A Realistic Water Reflection

•24 February 2010 • Leave a Comment

Ditulis Oleh Steve Patterson

Dalam tutorial Photoshop efek foto, kita akan belajar bagaimana untuk dengan mudah menambahkan air yang realistis refleksi untuk setiap foto. Ini efek yang sangat mudah untuk menciptakan dan Anda dapat menambahkannya ke foto apapun yang Anda suka, meskipun cenderung bekerja paling baik dengan gambar yang tidak telah berisi air di dalamnya.

Kita akan menggunakan penyaring sederhana dan perpindahan peta untuk menciptakan efek riak air, dan Hue / Saturation adjustment layer untuk memberikan air kita sedikit warna. Continue reading ‘Add A Realistic Water Reflection’

Latihan Upload

•18 December 2009 • Leave a Comment

download bebas upload

download ziddu

Trotoar Buat Manusia

•14 May 2009 • Leave a Comment

Aku melihatmu berdiri di tepi jalan raya
Tapi aku tahu sebenarnya engkau tak berdiri, engkau adalah sehelai daun tua yang melayang-lauang oleh hembusan angin besar
Engkau tercampak dari sudut ke sudut, dari parit ke parit, dari kegalauan ke ketidakmenentuan
Caramu berdiri gamang, kerut merut wajahmu tak kuasa menahan desakan-desakan jiwa tersembunyi, dan sorot matamu memandang tak ke mana-mana selain ke balik rahasia sajak dukamu sendiri
Dimanakah engkau bisa temukan hamparan tanah untuk mendirikan rumah buat hati puisimu yang lunglai?
Pembangunan tak mendukung manusia, kantor dan toko – toko tak menghendakinya, kendaran di jalanan tak menghampirinya
Kekuasaan di tengkukmu tidak menyangga janji-janjinya sendiri, kertas-kertas birokrasi memeras alam dan darah berjuta saudara-saudarimu, untuk secara sejarah menyelenggarakan bunuh diri

Continue reading ‘Trotoar Buat Manusia’

Anak-anak yang Diyatimkan

•13 May 2009 • Leave a Comment

Dzu Walayah lenyap dari rumah kediamannya tanpa seorang pun mengerti ke mana ia pergi, terkadang bahkan dalam waktu yang lama sekali.

Ia selalu berpamit kepada istrinya dengan kata-kata yang sukar dipahami, “Aku wajib meluangkan waktu untuk menemui saudara-saudaraku dalam sunyi!”

Orang-orang, karena amat sibuk oleh kerja, uang dan gengsi, tak pernah punya kesempatan untuk mengenali siapa sebenarnya ia.

Sebagian menyimpulkan ia gila, sebagian lain menyebutnya sebagai orang yang gemar mencari perkara, lainnya lagi beranggapan bahwa ia adalah lelaki yang suka berkhalwat dan bergaul dengan rasa derita.

Aku membuntuti Dzu Walayah di suatu siang yang amat terik, berjalan menyusuri jalanan, berpakaian kumuh, tak memakai alas kaki dan wajahnya bagai orang kesakitan.
Continue reading ‘Anak-anak yang Diyatimkan’

ERA WAYANG, ORDE KETHOPRAK DAN DUNIA TOGOG

•11 May 2009 • Leave a Comment

Marilah mengaku saja bahwa pusat perhatian kita adalah Raja-Raja. Marilah tak usah menutup-nutupi bahwa kecendrungan utama historis kita adalah memajang Raja-Raja di layar psikologi kebudayaan kita; baik terpatri di benak kita masing-masing maupun yang terungkap di panggung-panggung sosial kita.

Masyarakat menikmati kenduri dan tumpengan nasional dengan menu isu tentang Raja-Raja dan Pangeran-Pangeran atau calo-calonya; media massa menjadi pemrakarsa dan panitia kenduri nasional ini. Kepanitiaan yang berjargot “man makes news” ini menerjemahkan “man” menjadi terutama Raja-Raja dan Pangeran-Pangeran, bukan manusia-manusia.

Koran-koran selalu sangat sibuk mengajak masyarakat bergunjing tentang calon-calon tokoh utama di setiap level, seolah-olah ketua berganti makna, segala sesuatunya juga akan berubah secara mendasar. Seakan-akan ada kemungkinan yang sedemikian pentingnya yang ditawarkan kepada masyarakat oleh penggantian “raja”.
Continue reading ‘ERA WAYANG, ORDE KETHOPRAK DAN DUNIA TOGOG’

Puisi Pemilu Pesimistis

•11 May 2009 • Leave a Comment

Aku melihat wajahmu
Menghiasi kota-kota dan desa-desa
Terpampang sangat besar
Di ratusan titik di jalan-jalan besar
Maupun di pelosok-pelosok

Engkau meminta agar aku mencontrengmu
Dan aku siap untuk itu, aku siap mencontrengmu
Tapi siapakah engkau ini? Kita belum berkenalan

Emha tak peduli apakah itu puisi atau bukan. Apakah itu pamflet atau unek-unek. Apakah itu bermutu atau tidak bagi para kritikus sastra. Ia pada malam itu hanya menginginkan pengunjung bersama-sama berdoa untuk para korban Situ Gintung. Ia juga mengingatkan para calon legislator yang tak banyak dikenal oleh publik itu atas musibah-musibah yang tak henti-hentinya menimpa negeri ini.

Itulah inti acara bertajuk “Jangan Cintai Ibu Pertiwi”. Puisi di atas dibacakan aktor Novi Budianto dengan cara yang kocak. Ia menyaru sebagai kakek-kakek. Sembari memutar-mutar tongkatnya, ia seperti orang tua yang keki melihat begitu berjibunnya poster-poster calon legislator yang tak dikenalnya.

Continue reading ‘Puisi Pemilu Pesimistis’

Kita Bukan Bangsa Pemalas

•11 May 2009 • Leave a Comment

ORANG yang gumunan sering mengatakan, satu orang Jepang kualitas dan tenaganya sama dengan 5 orang Indonesia. Sementara satu orang Korea sama dengan 3 orang Jepang. Jadi 15 orang Indonesia baru bisa menandingi satu orang Korea. Yang dibandingkan adalah stamina dan etos kerjanya, keuletan dan kerajinannya, kadar profesionalitas dan manajerialnya.

Tentu itu berangkat dari kenyataan industri dan perekonomian Korea yang semakin menguasai dunia. Padahal negaranya kecil, tak punya kekayaan alam, laki-lakinya jarang yang ganteng dan perempuannya tak ada yang mampu menandingi kecantikan artis-artis kita.

Memang sesudah sampai awal tahun 80-an Korsel kacau kepribadian kebangsaannya, sesudah ditandangi oleh pemerintahan militer yang bersikap sangat memacu kerja keras rakyatnya, yang menempelengi koruptor dan para pemalas. Akhirnya bangkitlah bangsa Korea, dan sekarang langit bumi mengaguminya.

Tetapi kalau kesimpulan itu mengandung tuduhan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa pemalas, sangat suka mencuri, tak mau jalan kecuali jalan pintas, main bola sambil duduk tapi ingin menang 5-0 dan kalau kemasukan gol marah-marah – itu salah besar!
Continue reading ‘Kita Bukan Bangsa Pemalas’

Beragama Yang Tidak Korupsi

•11 May 2009 • Leave a Comment

Suatu kali Emha Ainun Nadjib ditodong pertanyaan beruntun. “Cak Nun”, kata sang penanya, “misalnya pada waktu bersamaan tiba-tiba sampeyan menghadapi tiga pilihan, yang harus dipilih salah satu: pergi ke masjid untuk shalat Jumat, mengantar pacar berenang, atau mengantar tukang becak miskin ke rumah sakit akibat tabrak lari, mana yang sampeyan pilih?”. Cak Nun menjawab lantang, “Ya nolong orang kecelakaan”. “Tapi sampeyan kan dosa karena tidak sembahyang?” , kejar si penanya.”Ah, mosok Gusti Allah ndeso gitu”, jawab Cak Nun. “Kalau saya memilih shalat Jumat, itu namanya mau masuk surga tidak ngajak-ngajak” , katanya lagi. “Dan lagi belum tentu Tuhan memasukkan ke surga orang yang memperlakukan sembahyang sebagai credit point pribadi”.

Bagi kita yang menjumpai orang yang saat itu juga harus ditolong,Tuhan tidak berada di masjid, melainkan pada diri orang yang kecelakaan itu. Tuhan mengidentifikasikan dirinya pada sejumlah orang.Kata Tuhan: kalau engkau menolong orang sakit, Akulah yang sakit itu.Kalau engkau menegur orang yang kesepian, Akulah yang kesepian itu.Kalau engkau memberi makan orang kelaparan, Akulah yang kelaparan itu.
Continue reading ‘Beragama Yang Tidak Korupsi’

Gus Muhammad SAW

•11 May 2009 • Leave a Comment

Sudah terpecah dan terkeping sampai seberapa PKB, juga NU? Tidak. Kita ambil perspektif lain. Itu bukan bentrok, bukan perpecahan. Itu romantisme demokrasi. Itu dinamika ijtihad (perjuangan pemikiran). Itu produk wajar dari tradisi berpikir merdeka: salah satu prinsip yang membuat manusia bernama manusia.

Sebagaimana kalau jumlah pemeluk Islam ada sejuta, maka dimungkinkan ada sejuta aliran, dipersilahkan setiap orang memberlakukan tafsirnya masing-masing, dan satu-satunya yang berhak menagih pertanggung-jawaban adalah Tuhan. Silahkan ada golongan NU, Muhammadiyah, Persis, Persis NU, Persis Muhammadiyah, Muhammad NU, Sunni, Syiah, Sun’ah, Syinni, PKNU, Langitan, Bumian, Lautan, Gunungan, PKB Alwiyah, PKB Wahidiyah, PKB Muhaiminiyah, PKB Yenniyah… semakin banyak semakin demokratis dan menghibur.
Continue reading ‘Gus Muhammad SAW’